Kamis, 28 Februari 2019

Mutu Pendidikan di Daerah 3T


 MUTU PENDIDIKAN DI DAERAH  3T ( TERDEPAN, TERTINGGAL, DAN TERLUAR)
Agus Yanto
Program Sarjana Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Malang
Abstrak: Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pendidikan di daerah 3T (terdepan , tertinggal, dan terluar), mencari tahu faktor pendukung dan penghambat.Sehingga pendidikan di daerah 3T bisa menjadi suplai untuk pendidikan Nasional. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Penelitian ini akan memaparkan: (1) faktor pendukung dan penghambat pendidikan di daerah 3T, dan (2) tingkat pendidikan di daerah 3T.
Kata kunci: Mutu pendidikan di daerah 3T, faktor  pendukung dan penghambat, tingkat pendidikan di daerah 3T
Abstract: Basically this study aims to determine the quality of education in the 3T regions (leading, lagging, and outermost), find out the supporting factors and obstacles. So that education in the 3T area can be a supply for national education. This study uses the literature review method. This study will explain: (1) the supporting and inhibiting factors of education in the 3T area, and (2) the level of education in the 3T area.
Keywords: Quality of education in area 3T, supporting and inhibiting factors, education level in 3T area

PENDAHULUAN
 Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan SDM Untuk pembangunan. Pembangunan selalu berjalan seirama dengan perkembangan zaman, seiring dengan perkembangan zaman akan terjadi tantangan dan permasalah-permasalahan yang muncul, senagian permasalahan itu tidak dapat diramalkan sebelumnya.Masalah yang sering dihadapi dunia pendidikan yaitu yang pertama sasaran pendidikan adalah manusia yaitu sebagai makhluk sosial yang namun mempunyai sifat misteri, yang kedua permasalahan pendidikan yaitu mengenai geografis atau wilayah dimana manusia tersebut tinggal, yang ketiga masalah pendidikan yaitu masalah ekonomi dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan pasti memerlukan biaya yang besar, ke empat malasah pendidikan adalah masalah sarana dan prasarana yang kurang memadai yang tidak sesuai dengan standarisasi pendidikan.
Pendidikan dasar yang dilaksanakan di daerah sesuai dengan UU Otonomi daerah tentunya tidak terlepas diri dari peran pemerintah Daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya dan mengambil acuan standar nasional. Pendidikan dasar di darah kabupaten mula-mulanya mengambil acuan standar pendidikan provinsi, Pendidikan di provinsi mengambil acuan pendidikan nasional, dan pendidikan nasional mengambil pendidikan Internasional. Pencapaian pendidikan tentunya tidak bisa tercapai dengan sekaligus dan merata banyak faktor yang menjadi penghambat dalam proses pengelolaan pendidikan khususnya pendidikan yang berskala nasional.
  Dalam Standar Pengelolaan Pendidikan terdapat enam komponen kegiatan penting yang harus dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, yaitu: 1) Perencanaan Program; 2) Pelaksanaan Rencana Kerja; 3) Pengawasan dan Evaluasi; 4) Kepemimpinan Sekolah/Madrasah; 5) Sistem Informasi Manajemen; dan 6) Penilaian Khusus. Apabila setiap jenjang pengelola satuan pendidikan berupaya memberi jaminan mutu dan dilakukan secara terstandar berkelanjutan, maka mutu pendidikan Indonesia secara nasional akan meningkat.
Pengelolaan pendidikan harus bisa mendaya gunakan semua sumberdaya yang ada baik itu sumberdaya manusia dan sumberdaya lainya, pengelolaan pendidikan harus mepunyai proses yang sistematis melalui organisasi-organisasi baik di tingkat nasional, provinsi maupun daerah. Pengelolaan pendidikan harus mengacu pada pendidikan nasional wapun terkadang dalam pengelolaan pendidikan di berikebebasan berdasarkan UU Otonomi daerah yang mana agar dalam pengelolaan pendidikan bisa berjalan sesuai dengan keadaan daerah tersebut dan bisa mencapai apa yang diinginkan atau menjadi tujuan pendidikan nasional.
METODE
Penelitian ini mengunakan metode  kualitatif dengan cara menganalisis focus dan makna kejadian di lapangan dan juga menggunakan mrtode penelitian literature review dengan cara menelaah teori atau hasil-hasil penelitian yang telah lalu untuk memperolah pemahaman terhadap sitiasi dan kodisi pendidikan di daerah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar ). Menurut Marzali (2016;27) literature review adalah suatu penelitian dengan membaca buku, jurna atau sumber – sumber lainnya yang berkaitan dengan tik penelitian unuk menghasilkan tulisan terbaru sesuai dengan topik yang dipilih.Dari tulisan tersebut menghasilkan artiker yang memaparkan tentang mutu pendidikan di daerath 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) dan menghasilkan analisi terhadap faktor pendukung dan penghambat pendidikan di daeah 3T (terdepan , tertinggal dan terluar).
HASIL
Permasalahan pendidikan di daerah 3T (terdepan , tertinggal , dan terluar) dikarenakan ada beberapa faktor antara lain: aksebilitas,Tenaga pendidik yang kurang berkopenten, kualifikasi diatas standar, insentif yang rendah , distribusi yang tidak seimbang,  kurangnya persediaan tenaga kependidikan, dan ketidak sesuaian antara  bidang yang ditempuh  dengan dengan kualifikasi guru. Permaslahan pendidikan di daerah 3T (terdepan , tertinggal , dan terluar) perludikelola secara khusus dan sungguh-sungguh supaya pendidiakan di daerah 3T bisa berjalan sejajar dengan daerah lainya dan bisa mencapai tujuan dari pendidikan nasional.
Negara Indonesia merupakan negara yang majemuk  baik dari kehidupan, strata sosial  dan kultur, ekonomi, politik, dan kondisi geografis dan tropografi alamnya. Perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia disuatu pihak menjadi kebanggaan dan dipihak lain menjadi hambatan dalam menjalankan roda pembangunan  bangsa, khususnya pembangunan di dunia pendidikan.
Pendidikan di Indonesia masih belum begitu merata masih banyak perbedaan mutu dan kesenjangan pendidikan antara daerah kota dan daerah terpencil.Sekolah – sekolah kecil di pelosok desa atau daerah terpencil masih banyak yang belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Sarana dan prasara sekolah masih belum begitu terdistribusi dengan merata yang menjadi penyebab kesenjangan anatar sekolah yang di kota dengan sekolah di daerah terpencil atau kata lain daerah 3T. Permasalahan yang sering munculdi daerah 3T antara lain aksebilitas, sarana dan prasarana, pendidik, dan tenaga kependidikan yang kurang memadai sehingga menjadi penghambat pendidikan di daerah 3T di tambah lagi kurangnya motivasi internal mau pun ekternal dari peserta didik yang menyebabkan banyaknya angka putus sekolah didaerah 3T yang membuat mutu pendidikan nya kurang begitu baik di bandingkan dengan daerah perkotaan.
Mutu pendidikan di daerah 3T (Terdepan, tertinggal, dan terluar) masih tergolong rendah mengingat kondisi pada daerah 3T yang sangat jauh berbeda dengan daerah yang sudah maju atau daerah perkotaan yang di sebabkan fakto geografis , aksebilitas, ekonomi, politik, kurangnya tenga pendidik yang berkompeten dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan kurangnya perhatian khusus dari pemrintah daerah maupun pemrintah pusat.
PEMBAHASAN
1.Daerah 3T (tertdepan, tertinggal, dan terluar)
Wilayah yang dapat digolongkan sebagai daerah  3T (terdepan , tertinggal, dan terluar), harus memenuhi beberapa aspek bersifat komulatif yaitu : (1)  Letak geografisnya atau aksesbilitasnya  yang sangat jauh dan sulit untuk ditempuh atau pembangunan insfrastrukturnya kurang memadai dan  perkembangan ekonomi  di daerah tersebut masih sangat keterbatasan dan keadaan transportasi umumnya sangat kurang memadai (2) dari segi fasilitas, sarana dan prasaranayan sangat belum memadai yang akan menghambat para investor atau pengusahany dalam  menjalankan usahanya (para penanam modal) dan harus menyediakan fasilitas itu dengan sendirinya.
Terdapat 122 kabupaten yang ada di Indonesia  di nyatakan sebagi daerah terdepan, terdalam dan terluar . Kabupaten yang di katagoreikan sebagai daerh yeng terdepan, terdalam , dan tertinggal yaitu daerah yang masyarakatnya yeng perkembangannya sngat lambat atau daerah yang perkembangan kurang dibandingkan dengan daerah yang berskala nasional
2. Konsep Pendidikan
Sasaran pendidikan adalah manusia sebagai makhluk sosial, makhluk yang mempunyai akan dan pikiran yang bagus dan makhluk yang mengandung berbagai aspek dan bersifatnya kompleks.Dengan wawasan pendidikan yang tepat , serta dengan menerapkan metode pendidikan yang tepat pula, akan dapat menjadikan  peluang yang lebih besar dalam  proses perencanaan dan merancang atau menyelenggarakan program pendidikan yang tepat dan wawasan itu akan memberikan persepektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun operasional (Tirtarahardja;82)
Pendidikan adalah  perubahan budaya yang positif dari generasi ke generasi , menekankan pada aspek mental dan rasionalitas, untuk mempersiapkan pekerjaan di masa depan agar tercapai martabat yang mulia(Sonhadji; 92) .Konsep dasar pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri sesorang yaitu: (1).ranah religious-spiritual, (2).ranah intelektual, (3). Psikologi-emosional, (4).ranah professional, (5). ranah social, (6). ranah individual, dan (7).ranah politik.
3.Mutu Pendidikan
Mutu merupakan suatau kata yang menjadi tujuan atau sesuatu hal yang menjadi harapan di dalam kehidupan modern.Pendidikan tidak terlepas dari  ungkapan berkualitas.Lebih-lebih lagi pada saat ini mutu pendiikan merupakan cerminan dari suatu Bangsa dan Negara (Tilaar:66). Kuliatas pendidikan merupakan mutu yang jadi tujuan utama dari setiap Negara. Pendidikan yang bermutu akan menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten yang mumpunyai mental dan daya saing yang kuat untuk menghadapi tantangan globalisasi . Pendidikan yang mermutu atau berkualitas bias di ukur dari berbagai segi.Kualitas pendidikan dapat kita lihat dari segi ekonomi, dari social politis, dam social budaya.

SIMPULAN
Mutu pendidikan di daerah 3T (terdepan , tertinggal, dan terluar) masih tergolong rendah mengingat kondisi pada daerah 3T yang sangat jauh berbeda dengan daerah yang sudah maju atau daerah perkotaan yang di sebabkan fakto geografis , aksebilitas, ekonomi, politik, kurangnya tenga pendidik yang berkompeten dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan kurangnya perhatian khusus dari pemrintah daerah maupun pemrintah pusat. Mengingat pendidikan di Indonesia masih belum begitu merata masih banyak perbedaan mutu dan kesenjangan pendidikan antara daerah kota dan daerah terpencil.Sekolah – sekolah kecil di pelosok desa atau daerah terpencil masih banyak yang belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dan di tambah lagi Negara Indonesia merupakan negara yang majemuk dalam berbagai dimensi kehidupan baik dari kehidupan, strata sosial  dan kultur, ekonomi, politik, dan kondisi geografis dan tropografi alamnya. Perbedaan yang dimiliki masyarakat Indonesia disuatu pihak menjadi kebanggaan dan dipihak lain menjadi hambatan dalam menjalankan roda pembangunan  bangsa, khususnya pembangunan di dunia pendidikan.












DAFTAR RUJUKAN
Marzali, Amri 2016.Menulis Kajian Literatur. Jurnal Etnosia, (online)
diakses pada tanggal 30 November 2018.
Sonhadji. A. 2014. Manusia Teknologi Dan Pendidikan Menuju Peradaban Baru.UM PRESS. Malang
Tirtarahardja. U. 2008. Pengantar Pendidikan. PT Asdi Mahasatya. Jakarta
Tilaar. H. A. R. 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional. PT Asdi Mahasatya. Jakarta





Dunia Pendidikan : Dunia Pendidikan

Dunia Pendidikan : Dunia Pendidikan

Dunia Pendidikan