AUDIT
MANAJEMEN MELALUI PENGUKURAN KINERJA KEEFEKTIFAN PENDIDIKAN
MAKALAH
oleh
Agus Yanto 160131601701
Alma’idah Hayuning Sesanti 160131600424
Ega Cahya Gumintang 160131600481
Faisah Tri Nur Asih 160131601702
Nita Indah Syarul 160131600401
Sri Wulandari 160131600416
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Februari
2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama, marilah kita
panjatkan rasa puji syukur atas kehadirat Allah SWT, serta Nabi Muhammad SWT.
Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyusun makalah yang berjudul “Audit
Manajemen Melalui Pengukuran Kinerja Keefektifan Pendidikan“ dalam keadaan
sehat walafiat. Demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien, setiap satuan pendidikan berusaha mengelola substansi di dalamnya
secara baik. Usaha tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan empat fungsi
vital manajemen pendidikan, yang terdiri atas: (1) perencanaan, (2)
pengorganisasian, (3) pelaksanaan, serta (4) pengendalian.
Jika salah satu fungsi
tidak bekerja, maka pengelolaan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik dan
sukar dalam merealisasikan tujuannya. Oleh karena itu, audit manajemen
pendidikan hadir sebagai solusi sekolah
dalam mendeteksi secara dini hambatan-hambatan yang terjadi pada fungsi-fungsi
vital manajemen pendidikan. Laporan yang dihasilkan dari kegiatan audit tentu
menjadi dasar bagi sekolah dalam mengambil langkah-langkah preventif dan
represif secara cepat dan tepat. Namun, hingga saat ini masih banyak sekolah yang
belum mengenal peranan “audit” secara mendalam, sehingga proses manajemen
pendidikan belum mampu terselenggara dengan baik. Oleh karena itu, pada makalah
nantinya akan dibahas mengenai hakikat dan tujuan audit manajemen pendidikan,
serta penerapannya melalui pengukuran keefektifan pendidikan. Diharapkan, para
pembaca mampu memperoleh wawasan baru terkait konsep dan penerapan audit
manajemen pendidikan.
Sekian dari kami, maaf
jika ada kesalahan kata baik disengaja maupun tidak disengaja. Selamat membaca,
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. Hakikat Audit Manajemen Pendidikan................................... 3
B. Tujuan Audit Manajemen Pendidikan.................................... 4
C. Efektivitas dalam Pendidikan................................................. 6
BAB III.... PENUTUP................................................................................... 8
A. Simpulan.................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................ 8
DAFTAR
RUJUKAN.................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan
dibahas mengenai: (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, dan (c) tujuan pembahasan.
A.
Latar
Belakang
Setiap
satuan pendidikan di Indonesia bertugas dalam menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas bagi peserta didik. Menurut Ihsan (2005: 1), pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.Triwiyanto dan Nurabadi
(2015: 10) menyebutkan bahwa definisi
pendidikan dapat dilacak melalui dua metode, yaitu dengan mempelajari teori dan
tokoh-tokohnya atau dengan melacaknya berdasarkan urutan-urutan sejarah
pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan uraian yang sistematis dari segala
sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada
waktu yang telah lampau (Djumhur dan Danasuparta, 1976: 1).Dalam rangka
menciptakan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, sekolah menjalankan
empat fungsi vital manajemen, yakni: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3)
pelaksanaan, serta (4) pengendalian. Keempat fungsi tersebut harus senantiasa
dipantau dan dipastikan, agar tidak ada hambatan yang mampu menghalangi usaha
dalam mencapai tujuan.
Oleh
karena itu, audit manajemen perlu diterapkan di setiap sekolah, agar prosedur
dan metode yang digunakan sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan senantiasa
terpantau dan terevaluasi tingkat efektivitas dan efisiensinya (Jusup, 2001:
16). Namun, banyak sekolah yang hingga saat ini belum memahami hakikat dan
pentingnya audit di bidang pendidikan. Akibatnya, banyak sekolah yang belum
maksimal dala mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menyelenggarakan
pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. Oleh karena itu, dalam makalah
nantinya akan dibahas mengenai hakikat dan tujuan audit manajemen pendidikan
serta cara mengukur kinerja efektivitas pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan audit manajemen pendidikan?
2. Apa
tujuan dari audit manajemen pendidikan?
3. Bagaimana
cara mengukur kinerja efektivitas pendidikan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Mendeskripsikan
hakikat audit manajemen pendidikan.
2. Memaparkan
tujuan dari audit manajemen pendidikan.
3. Menjelaskan
hakikat dan cara pengukuran kinerja efektivitas pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas
tentang: (a) hakikat audit manajemen pendidikan, (b) tujuan audit manajemen
pendidikan, dan (c) efektivitas dalam pendidikan.
A.
Hakikat
Audit Manajemen Pendidikan
Secara umum, audit manajemen merupakan
wujud pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilaksanakan untuk menjamin bahwa aktivitas-aktivitasdi
suatu organisasi terselenggara berdasarkan berbagai prinsip efisiensi,
efektivitas, produktivitas, koordinasi, fungsionalisasi, dan lain sebagainya
(Siagian, 2013: 353). Menurut Mahmudi (2007: 58), setiap kinerja aktivitas
harus diukur agar dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Di sisi
lain, tingkat efisiensi dan efektivitas dibutuhkan dalam memberi penilaian pada
aktivitas yang telah diselenggarakan.
Seluruh bidang kehidupan perlu
melaksanakan audit agar pengelolaan di dalamnya berjalan dengan baik, termasuk
bidang pendidikan. Audit manajemen dalam bidang pendidikan merupakan kegiatan
penjaminan kinerja dan konsultasi manajemen yang bersifat independen dan
obyektif (Triwiyanto, 2013: 126). Di sekolah, audit manajemen pendidikan
merupakan salahsatu unit dari sistem pengendalian manajemen pendidikan. Terdapat enam substansi
yang menjadi sasaran pengendalian manajemen pendidikan, yakni sebagai berikut.
1. Pengendalian
manajemen kurikulum, merupakan aktivitas pengelolaan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan serta cara pencapaiannya yang disesuaikan
dengan kondisi dan kapabilitas sekolah.
2. Pengendalian manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan atau sering disebut dengan manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan, menjadi tumpuan bagi proses pembelajaran yang
berkualitas.
3. Pengendalian manajemen
peserta didik merupakan rangkaian kegiatan pengeloaan peserta didik dari awal
masuk sampai lulusdari suatu program pendidikan. Wiyono dan Imron (2004: 3)
menyatakan bahwa siswa memilikisebutan-sebutan lain seperti murid, subjek
didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya.
4. Pengendalian pembiayaan
pendidikan menjadi salah satu hal yang menuntut keterbukaan dan akuntabilitas
dari penyelenggaran pendidikan, dengan menjadikan fungsi-fungsi pembiayaan
pendidikan sebagai fokus utama.
5. Pengendalian manajemen
sarana dan prasarana pendidikan merupakan kontrol terhadap barang atau benda
bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
pendidikan.
6. Pengendalian
manajemen partisipasi masyarakat atau sering juga disebut hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat memperlihatkan upaya bersama antara sekolah dan
masyarakat dalam membangun pendidikan.
Keenam
substansi tersebut apabila dikendalikan secara baik dapat mempermudah sekolah
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Audit manajemen pendidikan yang
demikian pada dasarnya menuntut kepala sekolah dalam menguasai kemampuan
manajerial. Terdapat tiga aspek utama yang harus dikuasai oleh kepala sekolah
melalui kemampuan manajerial, yakni: (1) ekonomi pendidikan, (2) efisiensi
pendidikan, serta (3) efektivitas pendidikan (Triwiyanto, 2013: 129).
B.
Tujuan
Audit Manajemen Pendidikan
Secara
umun, audit menurut Boyton dan Kella bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan, seperti investor, kreditor, calon kreditor dan
lembaga pemerintah (Suseno (2013) dalam Futri dan Juliarsa, 2014: 446). Namun,
berdasarkan pandangan Guy, Alderman, dan Winters (2003: 241) audit manajemen di
bidang pendidikanmemiliki tujuan sebagai berikut.
1.
Menilai
Kinerja
Penilaian
kinerja dilakukan dengan cara membandingkan tujuan dengan kegiatan organisasi,
misalnya seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang telah
ditetapkan manajemen dengan kriteria penilaian yang sesuai.
2.
Mengidentifikasi
Peluang Perbaikan
Seorang
auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan guna peningkatan ekonomi,
efisiensi, dan efektvitas di sebuah organisasi pendidikan.
3.
Mengembangkan
Rekomendasi untuk Perbaikan Lebih Lanjut
Rekomendasi
yang diberikan auditor dapat berkembang secara beragam selama audit operasional
dilaksanakan.
Terdapat
sejumlah tokoh lainnya yang mengungkapkan pandangan terkait tujuan audit
manajemen pendidikan. Pertama, yakni Agoes (2004:175) yang manyatakan bahwa terdapat
beberapa hal yang hendak dicapai melalui audit manajemen pendidikan, yakni: (1)
menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam lembaga pendidikan;
(2) menilai apakah berbagai sumber daya (tenaga kependidikan, keuangan, peserta
didik, kurikulum, sarana prasarana) yang dimiliki sekolah telah digunakan
secara efisien dan ekonomis; (3) menilai efektivitas sekolah dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan; (4) memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern, sistem pengendalian manajemen
serta prosedur operasional sekolah dalam rangka meningkatkan efisiensi,
keekonomisan, dan efektivitas dari kegiatan di sekolah. Selanjutnya, menurut
Wijatno (2009: 273), audit manajemen pendidikan bertujuan memberikan penilaian
terhadap kinerja sekolah dengan memperhatikan aspek ekonomis, efisiensi, dan
efektivitas kegiatan operasional.
C.
Efektivitas
dalam Pendidikan
Menurut
Bayangkara (2008: 17-18), efektivitas pada dasarnya dipahami sebagai tingkat
keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Demikian selaras dengan
pendapat Yusup (2014:65) yang menyatakan bahwa efektivitas (hasil guna)
merupakan ukuran dari output dan
dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai
tujuannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan keberhasilan
organisasi dalam mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
operasional.
Di
bidang pendidikan, efektivitas dapat didefiniskan melalui teori sistem dan
dimensi waktu.Berdasarkan teori sistem, efektivitas harus mencerminkan
keseluruhan siklus dalam pendidikan, baik input, proses, maupun output. Oleh
karena itu, output tidak menjadi satu-satunya ukuran tingkat efektivitas
pendidikan. Demikian juga dapat diukur melalui hubungan timbal balik antara
manajemen pendidikan di sekolah dengan lingkungan sekitar. Kemudian, jika
didasarkan pada dimensi waktu, maka efektivitas pendidikan dapat diamati dalam
jangka pendek, menengah, dan panjang (Mulyasa, 2014: 82).
Kriteria
efektivitas jangka pendek bertujuan untuk menunjukkan hasil kegiatan dalam kurun
waktu satu tahun dengan kriteria kepuasan, efisiensi, dan produksi. Berbeda
dengan efektivitas jangka menengah yang mengukur kemampuan sekolah untuk
berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar dalam jangka waktu lima
tahun. Sementara kriteria efektivitas jangka panjang mengukur kemampuan sekolah
untuk bertahan hidup dan menyusun rencana strategis bagi kegiatan di masa depan
(Mulyasa, 2014: 82).Efektivitas pendidikan jika dikaitkan dengan produktivitas
sekolah menurut Thomas (1979) dalam Mulyasa (2014: 83) terdiri atas tiga
dimensi berikut.
1.
The Administrator
Production Function
Fungsi
ini meninjau produktivitas sekolah dari segi luaran administratif, yang
meliputi seberapa besar dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu
proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang
berkepentingan.
2.
The Psychologist’s
Production Function
Fungsi
ini melihat produktivitas dari segi keluaran dan perubahan perilaku yang
terjadi pada peserta didik, dengan mengasumsikan bahwa nilai-nilai yang
diperoleh peserta didik merupakan gambaran prestasi akademik yang dicapai dalam
periode belajar tertentu di sekolah.
3.
The Economic’s Production
Function
Fungsi
ini melihat produktivitas sekolah ditinjau dari segi keluaran ekonomis yang
berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini meliputi
harga layanan yang diberikan dan perolehan yang ditimbulkan oleh layanan
tersebut.
Sebelum
mengukur tingkat efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, auditor
lebih baik menyusun terlebih dahulu skala pencapaian kinerja efektivitas
pendidikan. Skala tersebut dapat berupa kedudukan dan prestasi (peringkat) dari
hasil analisis yang kemudian dimaknai dengan skor. Menurut Triwiyanto (2015:
60), terdapat lima langkah yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengukur
tingkat keefektifan pendidikan, yakni sebagai berikut.
1. Memasukan
nilai atau besarnya target kinerja.
2. Memasukan
nilai atau besarnya output realisasi.
3. Menghitung
pencapaian kerja efektifitas dengan membagi output realisasi dengan target kinerja,
kemudian dikalikan dengan 100.
4. Memberi
makna kualitatif.
5. Memberikan
skor ekonomi.
BAB
III
PENUTUP
Pada bab ini akan
dibahas mengenai: (a) simpulan dan (b) saran.
A.
Simpulan
Dari
beberapa bahasan mengenai audit manajemen melalui pengukuran keefektifan
kinerja pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum audit manajemen
merupakan wujud pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilaksanakan untuk menjamin
bahwa aktivitas-aktivitas di suatu organisasi terselenggara berdasarkan prinsip
efisiensi, efektivitas, produktivitas, koordinasi, fungsionalisasi, dan lain
sebagainya. Demikian berbeda dengan audit manajemen dalam bidang pendidikan
yang berfungsi sebagai sistem pengendalian manajemen pendidikan yang bertujuan
untuk menilai kinerja, mengidentifikasi peluang perbaikan, serta mengembangkan
rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut. Jika audit manajemen dilaksanakan
melalui pengukuran efektivitas pendidikan, maka sebelum menuju ke lapangan auditor
lebih baik menyusun terlebih dahulu skala pencapaian kinerja efektivitas
pendidikan. Skala tersebut dapat berupa kedudukan dan prestasi (peringkat) dari
hasil analisis yang kemudian dimaknai dengan skor.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan
pembaca terutama yang turut berperan di ranah pendidikan, memperoleh wawasan
baru terkait sistem audit manajemen pendidikan, terutama melalui pengukuran
kinerja efektivitas pendidikan. Tidak hanya itu, seiring dengan peningkatan
pemahaman pendidik dan tenaga kependidikan atas hakikat serta penerapan audit
manajemen pendidikan, diharapkan pemerintah turut mendukung dengan
memfasilitasi terselenggaranya proses audit. Demikian tentu membantu sekolah
dalam menyelenggarakan proses manajemen pendidikan secara efektif dan efisien
tana terhalang oleh hambatan-hambatan yang ada.
DAFTAR RUJUKAN
Agoes, S. 2004. Auditing: Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik (Edisi
Ketiga). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bayangkara, I. B. K. 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi.
Jakarta Selatan: Salemba Empat
Djumhur dan Danasuparta. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV Ilmu.
Futri, P. S., dan Juliarsa, G. 2014.
Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi,
Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor pada Kualitas Audit Kantor Akuntan
Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. 7(2): 444-461. (Online), (https://ojs.unud.ac.id),
diakses 1 Februari 2019.
Guy, D. M., Alderman,C. W., dan
Winters, A. J. 2003. Auditing (Jilid
Kedua). Jakarta: Erlangga.
Ihsan, F. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jusup, H. 2001. Auditing I. Yogyakarta: STIE YKPN.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja
Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Siagian, P. S. 2004. Audit Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Triwiyanto, T. 2013. Pemetaan Mutu
Manajemen Berbasis Sekolah Melalui Audit Manajemen Pendidikan. Manajemen Pendidikan. 24(2): 125-134.
(Online), (http://ap.fip.um.ac.id),
diakses 1 Februari 2019.
Triwiyanto, T., dan Nurabadi, A.
2015. Audit Manajemen Bidang Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Wijatno, S. 2009. Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif, dan Ekonomis untuk
Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan dan Mutu Lulusan. Jakarta:
Salemba Empat.
Yusup, M. 2014. Audit Manajemen. Majalah Bisnis dan IPTEK. 7(2): 58-69.
(Online), (http://jurnal.stiepas.ac.id), diakses 29 Januari 2019.