Selasa, 26 November 2019

ANALISIS PERMASALAHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM BIDANG MANAJEMEN PENDIDIKAN



A.     Analisa Kebocoran Soal UNBK di Lembaga Pendidikan
Asiah (2011:75) menyatakan bahwa Ujian Nasional, yang dulu dikenal sebagai Ujian Negara dari tahun 1945 sampai dengan 1970, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dari 1984 sampai 2001, Ujian Akhir Nasional (UAN) dari tahun 2001 sampai 2005, dan Ujian Nasional (UN) dari tahun 2005 hingga sekarang ini, sudah diselenggarakan sejak diberlakukannya Kurikulum 1968, 1984 dan 1994. Tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) terutama yang tertuang pada pasal 3, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ujian Nasional untuk mengukur kemampuan siswa sekarang dapat dilakukan dengan menggunakan dua bentuk yaitu dalam bentuk kertas (paper based test) dan tes berbasis komputer (computer based test). Pada zaman sekarang yang merupakan dampak dari adanya globalisasi kebanyakan lembaga pendidikan menerapkan CBT sebagai bentuk Ujian Nasional, sehingga sering disebut dengan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Kelebihan dari penggunaan komputer dalam ujian adalah untuk memudahkan pelaksanaan dalam membuat soal beragam dengan mengombinasikan beberapa paket soal sebab dalam ujian nasional menggunakan soal yang berbeda antar peserta didik dengan tingkat kesukaran relatif setara Pakpahan (2016:22).
Adanya kelebihan dari penggunaan CBT tidak lepas juga dari kekuranganya. Penerapan CBT ini awalnya bertujuan untuk benar-benar mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa mengingat banyak sekali ragam soal yang ada, dan juga mencegah bahwa soal tersebut tidak ada kesamaan dengan siswa lain. Namun hal terebut masih saja tidak bisa dijaga keamanannya dari sebagian orang yang memiliki niat lain. Kebocoran soal


masih saja menjadi permasalahan disaat mendekati Ujian Nasional, kebocoran tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
1.    Kurangnya pengawasan kepala sekolah mengenai data soal-soal ujian.
2.    Kurang jujurnya para pendidik dan tenaga kependidikan.
3.    Adanya pihak tertentu yang menjual belikan soal UN demi kepentingan pribadi.
Kebocoran soal UN ini tidaklah baru-baru ini, pada tahun 2013 dulu pertama kali penerapan 20 paket soal UN juga terjadi kebocoran, banyak terjadi jual beli soal UN dengan harga yang relatif mahal. Menyikapi permasalahan tersebut, langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan pendekatan SIM yang harus dilakukan oleh kepala sekolah antara lain:
1.    Kepala sekolah dapat menerapkan pendekatan gabungan yaitu pendekatan teknis dan pendekatan perilaku, pendekatan ini lebih menekankan pada model normatif dan model sosial atau fungsional, yang artinya kepala sekolah berpandangan pada kecakapan teknologi mengenai sistem informasi guna mempengaruhi individu, kelompok, organisasi dan masyarakat Yakub (2014:68-69).
2.    Kepala sekolah sebagai peran pengambilan keputusan dimana keputusan diambil berdasarkan hubungan pribadi dan informasi yang dipantau sebelumnya. Artinya kepala sekolah dalam mencegah agar tidak terjadi kebocoran soal, harus benar-benar mempercayakan data soal kepada pendidik yang dianggap dapat memegang amanah serta senantiasa melakukan pengawasan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melihat pengalaman tahun lalu.

B.     Layanan Mahasiswa Dalam Sistem Informasi Akademik Di Perguruan Tinggi
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada bidang layanan administrasi akademik di perguruan tinggi menjadi suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar prestise atau lifestyle manajemen pendidikan tinggi modern. Namun dalam implementasi-nya, banyak kendala yang ditemui perguruan tinggi dalam menerapkan TIK dalam proses pengelolaan kelembagaan ini baik faktor teknis maupun non teknis. Sistem Informasi Akademik (SIA) dihimpun dari berbagai macam data yang dikelola dan diproses se-otomatis mungkin dengan alat dan metode sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan akademis Indrayani (2011:41). Sistem Informasi Akademik juga merupakan bentuk implementasi dari SIM, mengingat peran SIM adalah sebagai layanan informasi pendidikan yang tujuannya untuk memberikan kepuasan pelanggan akan informasi mengenai layanan informasi pendidikan. Layanan informasi pendidikan merupakan upacaya pencapaian kepuasan pengguna, dengan cara memenuhi kebutuhan pengguna dan melakukan perbaikan secara terus-menerus atas layanan yang diberikan Yakub (2014:86).
Wahyudi, dkk (2015:30) menyatakan Sistem informasi akademik (SIAKAD) merupakan layanan akademik yang diperuntukkan bagi mahasiswa dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan catatan akademik selama proses perkuliahan. Informasi yang disampaikan meliputi informasi kartu rencana studi (KRS), kartu hasil studi (KHS), jadwal kuliah yang sedang diikuti, neraca keuangan per semester registrasi, biodata diri, serta agenda harian.
Menurut model kesuksesan sistem informasi Delone dan Mclean dalam Utami dan Samopa (2013:296) kesuksesan sistem informasi dapat diukur dengan mengukur manfaat bersih yang didapatkan berdasarkan dua dimensi. Dua dimensi tersebut adalah dimensi kualitas (kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan), dan dimensi pemakaian (use/intention to use) serta kepuasan pengguna. Kualitas sistem dan informasi memiliki pengaruh langsung pada kepuasan pengguna sistem informasi.
Namun, masih banyak layanan administrasi di Perguruan Tinggi yang belum memberikan pelayanannya secara maksimal. Sehingga, hal ini berdampak pada kurangnya kepuasan mahasiswa terhadap layanan administrasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak maksimalnya pelayanan administrasi di Perguruan Tinggi, yaitu:
1.      Terlalu banyaknya mahasiswa yang mengakses website tersebut di waktu yang bersamaan.
2.      Manajemen program SIAKAD yang kurang matang oleh tim pengembang.
Dari permasalahan diatas dapat diatasi dengan memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan cara:
1.      Diadakan sosialisasi kepada mahasiswa sebagai user dalam penggunaan program Sistem Informasi Akademik, agar mahasiswa lebih paham dalam menggunakannya serta dapat mengatasi error ketika menjalankan program Sistem Informasi Akademik.
2.      Mengadakan evaluasi rutin setiap semester oleh tim pengembang untuk peningkatan kualitas Sistem Informasi Akademik.

C.     Implementasi Kehumasan Sekolah Menyangkut Promosi Melalui Media Website
Pada era modern ini yang ditandai dengan semakin berkembang pesatnya teknologi informasi diberbagai bidang sangat membantu dalam pekerjaan manusia. Salah satunya pada bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sangat membutuhkan teknologi informasi dalam menunjang keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan yang ditargetkan diawal. Sekolah dapat memanfaatkan teknologi informasi ini salah satunya sebagai media informasi tentang data diri sekolahnya dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai media yang dapat membantu dalam kegiatan promosi sehingga pihak humas akan merasa terjembatani dengan adanya teknologi informasi ini.
Untuk lembaga pendidikan juga dapat menggunakan atau memberdayakan website ini sebagai salah satu media untuk mempromosikan atau untuk memberitahukan keberadaan sebuah lembaga pendidikan ini agar masyarakat dapat mengetahui tentang keberadaan lembaga pendidikan ini. Menurut Benty & Gunawan (2015) Manajemen humas adalah hubungan antara sekolah dan masyarakat yang merupakan suatu sarana yang sangat berperan aktif dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Jadi keberdaan manajemen humas ini sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan, karena dengan adanya manajemen humas ini sekolah dapat menjalin kerjasama dengan pihak masyarakat guna meningkatkan pendidikan. Kedua pihak antara sekolah dan masyarakat ini sama-sama saling membutuhkan, misalnya pihak masyarakat membutuhkan lembaga pendidikan sebagai wadah masyarakat untuk memperoleh pendidikan, dan pihak sekolah membutuhkan masyarakat sebagai pendukung keberhasilan proses pembelajaran. Dalam Mulyasa (2004:50), untuk itu dalam menjebatani antara sekolah dan masyarakat peran humas sangat dibutuhkan. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah.
Sesuai perkembangan IPTEK yang semakin maju ini, pihak humas dapat memberdayakan website sebagai alat komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat. Pihak sekolah dapat mengisi website sekolah mengenai kegiatan-kegiatan yang diakan oleh sekolah, prestasi-prestasi yang telah diraih oleh sekolah, data diri sekolah, bahkan fasilitas yang dimiliki oleh sekolah tersebut dapat diupload di website sehingga masyarakat dapat mengakses secara cepat dan mudah juga dapat diakses selama 24 jam. Ini juga merupakan strategi dari sekolah sebagai ajang promosi dan menjaga keeksisan sekolah tersebut.
Sesuai pernyataan diatas bahwasannya sekarang di zaman yang sedang gencar-gencarnya perkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat ini, ada sekolah yang masih belum memiliki website sekolah, walaupun sekolah tersebut terletak di tengah-tengah kota tetapi belum memberdayakan atau menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK tersebut. Salah satu contoh sekolah adalah SMP Sriwedari Kota Malang ini. Sekolah ini terletak ditengah-tengah kota dengan lokasi yang strategis yaitu di tepi jalan raya dengan berdekatan dengan Dinas Pendidikan Kota Malang, berdekatan dengan Universitas-Unversitas yang bergengsi tetapi dalam perekrutan peserta didik atau penerimaan peserta didik masih sangat minim sekali. Tenyata dari kurangnya minat peserta didik yang ingin mendaftar kepada sekolah ini dikarenakan salah satu faktornya adalah SMP Sriwedari Kota Malang ini masih belum memiliki website sekolah sebagai media humas.
Berikut adalah salah satu permasalahan akibat tidak adanya sistem informasi manajemen yang jelas. Website adalah media komunikasi yang merupakan sumber informasi bagi masyarakat untuk mengetahui keunggulan dari suatu lembaga pendidikan. Tidak adanya website sekolah dikarenakan beberapa faktor internal dari sekolah itu sendiri. Berikut faktor-faktor penyebab sekolah tidak memiliki website sebagai media promosi sekolah:
1.    Kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh pendidik dan tanaga kependidikan.
2.    Kurangnya kepedulian akan perkembangan IT sebagai media promosi.
3.    Kurangnya biaya untuk pembuatan website.
4.    Pemimpin yang kurang cakap dalam memanejemen sekolah.
Dari uraian di atas untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi adalah dengan memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Peran kepala sekolah sebagai central leader memiliki kewenangan dalam menjalankan SIM di sekolah. Hal ini berguna untuk mengasah dan memberikan bantuan kepada bawahan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Sesuai dengan tujuan dari SIM sendiri yang dipaparkan oleh O’Brien dalam Aggadini (2013:179) menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Kepala sekolah juga harus selalu sigap dalam menghadapi perkembangan zaman, mengingat di zaman milenial seperti sekarang IT lebih mendominasi dalam berbagai hal, terutama dalam hal media promosi. Menurut Rahayuningsih dan Yanti (2005:75), mengatakan bahwa lembaga pendidikan melihat bahwa sebenarnya IT sebagai alat yang sangat menarik untuk membuat operasional organisasi menjadi lebih efisien dengan IT ini pula maka lembaga pendidikan dapat melayani pelanggannya secara efisien.
Pada hakikatnya, manajemen humas merupakan bagian dari manajemen pendidikan. Setiap fungsi manajemen pendidikan dibutuhkan informasi untuk pembuatan keputusan. Dalam hal ini konsep sistem informasi yang ada memiliki implikasi terhadap manajemen sistem informasi pendidikan Rohman dan Amri, (2012:48). Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting. Tanpa informasi maka suatu instansi tidak dapat bertahan. Sebagaimana menurut Steiner dalam Anwar (1986:41), arus informasi sama pentingnya untuk kehidupan dan kesehatan suatu instansi dengan aliran darah untuk kehidupan dan kesehatan seseorang. Hal ini berlaku untuk organisasi kecil maupun besar. Kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja dan kesadaran dari pendidik serta tenaga kependidikan dalam memahami pentingnya teknologi guna mempermudah pekerjaan dan juga mengenalkan sekolah ke masyarakat luas. Serta untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada dasarnya dapat memanfaatkan koneksi internet yang ada di sekolah karena pada saat ini segala hal dapat ditemukan secara gratis dengan menggunakan internet. Kepala sekolah pada dasarnya memiliki kompetensi kewirausahaan sehingga kompetensi terus dapat di aplikasikan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menambah keuangan yang ada di sekolah.

<merquee>ANALISIS PERMASALAHAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM BIDANG MANAJEMEN PENDIDIKAN >/merquee